CANDI SUKUH DALAM KACAMATA TANTU PANGGELARAN (3)

BUNGA MAJAPAHIT. Dalam bagian yang kedua telah dikisahkan tentang penciptaan manusia Jawa untuk yang pertama kalinya, dalam bagian ketiga ini akan dikisahkan tentang munculnya peradaban manusia Jawa untuk yang pertama kalinya.

Proses terjadinya Peradaban Manusia di tanah Jawa (menurut Tantu Panggelaran).

Pada mulanya manusia (Jawa) telanjang karena tidak dapat membuat pakaian, tidak tinggal di dalam rumah, tidak dapat berbicara, oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa manusia pertama yang tinggal di pulau Jawa tidak mempunyai peradaban. Untuk itu para dewa diberi tugas oleh Bhatara Guru untuk "memberi pelajaran" kepada manusia, supaya mereka dapat membuat pakaian, membuat rumah, dapat berbicara antara satu sama lainnya. Pada intinya para bhatara mengajar manusia Jawa tentang budaya dan peradaban. 

Bunga Majapahit
Gambaran manusia Jawa pertama belum mengenal peradaban

Perikop yang dikutip dari kitab Tantu Panggelaran untuk Babak ini adalah :

Demikianlah kata Bhatara Mahakarana (istilah lain dari Bhatara Guru):

Anakku, Brahma, turunlah engkau ke Pulau Jawa. Pertajamlah benda-benda tajam, misalnya: panah, parang, pahat, pantek, kapak, beliung, segala pekerjaan manusia. Engkau akan disebut pandai-besi. Engkau akan mempertajam benda-benda tajam itu di tempat yang bernama Winduprakasa. Ibu jari (kw. empu) kedua kakimu mengapit dan menggembleng, besi anak panah dikikir. Panah itu menjadi tajam oleh ibu jari kedua kaki, maka dari itu engkau akan disebut Empu Sujiwana sebagai pandai-besi, karena ibu jari/empu dari kakimu mempertajam besi. Oleh karena itu, tukang pandai-besi disebut empu, karena ibu jari kakinya menjadi alat bekerja. Demikianlah pesanku kepada anakku.

Bunga Majapahit

Lagi pesanku kepada anakku Wiswakarmma. Turunlah ke Pulau Jawa membuat rumah, biar dirimu ditiru oleh manusia. Sebab itu, engkau dinamai Hundahagi (membangun).

Adapun engkau Iswara. Turunlah ke Pulau Jawa. Ajarlah manusia ajaran berkata-kata dengan bahasa, apalagi ajaran tentang Dasasila (sepuluh hal yang utama) dan Pancasiksa (lima hukum/tata tertib). Engkau menjadi guru dari kepala-kepala desa, sehingga engkau dinamai Guru Desa di Pulau Jawa.

Bunga Majapahit
Bhatara Iswara yang mengajarkan Dasasila dan Pancasiksa

Adapun engkau Wishnu. Turunlah engkau ke Pulau Jawa. Biarlah segala perintahmu dituruti oleh manusia. Segala tingkah lakumu ditiru oleh manusia. Engkau adalah guru manusia, hendaknya engkau menguasai bumi.

Bunga Majapahit

Adapun engkau Mahadewa, turunlah engkau ke Pulau Jawa. Hendaknya engkau menjadi tukang pandai emas dan pembuat pakaian manusia.

Bunga Majapahit

Bhagawan Ciptagupta hendaknya melukis dan mewarnai perhiasan, serta membuat hiasan yang serupa dengan ciptaan, menggunakan alat ibu jari tanganmu. Oleh karena itu engkau akan dinamai Empu Ciptangkara sebagai pelukis.

Bunga Majapahit
Bhagawan Ciptagupta yang melukis menggunakan ibu jari tangan

Demikianlah kisah tentang munculnya peradaban di tanah Jawa untuk yang pertama kalinya, semoga bermanfaat.


(Selesai)

Dengan telah selesainya artikel tentang Candi Sukuh dalam kacamata Tantu Panggelaran ini diharapkan dapat membuka wawasan baru bagi masyarakat Jawa dalam memaknai Candi Sukuh secara lebih obyektif.

CANDI SUKUH DALAM KACAMATA TANTU PANGGELARAN (3) 9 Out Of 10 Based On 10 Ratings. 9 User Reviews.
Share 'CANDI SUKUH DALAM KACAMATA TANTU PANGGELARAN (3)' On ...

Ditulis oleh: Unknown - Jumat, 06 Desember 2013

Belum ada komentar untuk "CANDI SUKUH DALAM KACAMATA TANTU PANGGELARAN (3)"

Posting Komentar

Tuliskan komentar anda yang sesuai dengan isi artikel di atas demi persahabatan sesama anak bangsa, namun jangan sekali-kali melakukan spam atau menempatkan link aktif pada komentar anda. Terima kasih.